Minggu, 09 Januari 2011

Wireless vs Kabel

Topik ini masih sering dibicarakan oleh orang. Karena banyak keuntungan dan kerugian diantara salah satu penggunaan wireless dan kabel tersebut. Dan bagi penggemar sound yang "sempurna", pasti mereka lebih memilih menggunakan kabel. Tetapi, bagi musisi yang aktif bergerak ketika perform, mereka lebih memilih wireless. Lalu manakah pilihan yang tepat? 

Saya akan memberikan beberapa keuntungan dan kerugian pada wireless maupun kabel 

1. Wireless 


Wireless menyalurkan sinyal gitar yang dikeluarkan melalui gelombang radio dengan frekuensi tertentu. Kelebihan dari wireless adalah kita tidak terikat dengan kabel ketika perform di panggung. Sehingga kita bebas bergerak dan dapat memberikan aksi panggung yang maksimal. Keuntungan yang lainnya adalah jangkauannya yang luas. Wireless pada umumnya dapat menjangkau hingga 30-50 meter lebih. Jauh di luar jangkauan dengan kabel.

Tetapi kelemahan yang pertama adalah harga. Wireless yang murah biasanya berharga sekitar 1,5 - 2 jutaan. Itu pun adalah wireless dengan kualitas rendah. Dan kualitas wireless, sangat berpengaruh dengan sound kita. Wireless yang memiliki kualitas baik, memancarkan sinyalnya secara utuh. Tidak ada yang hilang. Serta frekuensi yang aman dan tidak dapat terpengaruh dengan gelombang-gelombang yang lain. Seperti televisi, radio, dan handphone. Kelemahan yang lain adalah, sinyal yang terkadang putus-putus. Dan kelemahan yang terakhir adalah sound. Dengan menggunakan wireless, biasanya gain dari gitar kita akan terpotong. Oleh karena itu kita harus menambahkan gain kita dengan bantuan efek.

2. Kabel







Kabel merupakan penyalur sinyal gitar yang umum dipakai oleh sebagian besar orang. Dan ini merupakan penyalur gitar yang sangat baik digunakan. Keuntungan dari menggunakan kabel adalah kita akan mendapatkan sound yang maksimal. Karena kita langsung terhubung melalui kabel, tidak dengan perantara udara seperti wireless. Keuntungan yang lain adalah harga yang terjangkau. Dengan uang 15 ribu, kita sudah dapat membeli kabel jack, meskipun dengan kualitas yang rendah. Tetapi ada juga kabel yang berharga ratusan ribu hingga jutaan rupiah. 

Kelemahan dari kabel adalah kebalikan dari wireless. Pertama adalah kita terbatas dengan jangkauan kabel kita. Sehingga kita tidak dapat bergerak bebas seperti kita menggunakan wireless. Meskipun kita menggunakan kabel yang panjang sekali pun, tetap saja kita merasa terganggu dengan gulungan kabel kita sendiri. Yang terkadang dapat membuat kita tersandung ketika dipanggung. Sehingga pada umumnya, orang yang menggunakan kabel lebih sering berdiam di tempat daripada bergerak memberikan aksi panggung yang menarik.

BOSS LS-2 Line Selector. Si Kecil Bermanfaat



Bagi anak band, khususnya gitaris atau basist, wajib tahu tentang pedal stompbox yang satu ini. Ini adalah BOSS LS-2 Line Selector. Fungsi dari pedal ini adalah untuk membagi channel-channel tertentu sesuai dengan mode dan keinginan kita. Jika dilihat sekilas, memang fungsinya sangat tidak penting. Tetapi ini merupakan efek yang penting jika kita ingin mendapatkan sound yang lebih baik. Pedal ini dapat membantu kita untuk merangkai efek loop atau pararel dengan cara yang mudah. Dan yang pasti akan mendapatkan sound yang lebih baik daripada rangkaian efek Seri. Logikanya seperti kita membuat rangkaian 2 atau lebih lampu dengan baterai secara seri, dan satu lagi secara pararel. Pasti yang lebih terang adalah yang pararel bukan? Selain itu fungsi dari pedal ini adalah untuk memberikan power kepada beberapa pedal stompbox yang lainnya.

Di bawah ini adalah skema-skema rangkaian yang dapat kita lakukan dengan pedal line selector ini :

1. A/B mode, channel A untuk backing sound, channel B untuk solo melodi











2. A+B Mix / By pass mode, setting ini adalah mix antara sound untuk solo gitar di channel A dan backing sound di channel B

















3. A/B mode, set up ini biasanya digunakan untuk switching antara loop A/B dengan tuner




















4. A—->B / bypass mode, pada set up ini digunakan apabila kita menggunakan 2 gitar yg berbeda, ato gitar dengan synthetizer, kita bisa memilih menggunakan sound yg kita butuhkan



















5. Output select mode, digunakan untuk memilih 2 ato 3 output. misalnya antara ampli tabung ato ampli transistor, dll

Kamis, 06 Januari 2011

StompBox vs Digital Effect




Ini merupakan masalah klasik dalam dunia musik. Kita sering dibingungkan antara dua pilihan efek gitar/bass yang berjenis stompbox atau digital. Dan itu belum lagi ditambah dengan efek yang berjenis Rack processor. Tetapi di sini saya tidak akan membahas tentang Rack lebih jauh karena pada kelas intermediate dan beginner, masih sangat jarang sekali yang menggunakan rangkaian efek Rack.

1. Stompbox
Efek stompbox merupakan efek analog yang mengkonversi sinyal masuk dari gitar dengan rangkaian-rangkaian tertentu. Dan setiap rangkaian itu akan sangat berpengaruh dengan sound yang dihasilkan. Dan efek jenis ini dapat digabungkan dengan beberapa stompbox lain untuk mendapatkan sound yang lebih luas lagi. Jika itu tidak cukup,  kita dapat membongkar sendiri rangkaian itu dan memodifikasi beberapa komponen tertentu untuk meningkatkan kualitas sound tersebut.Dan lebih menguntungkan lagi, efek stompbox ini sangat mudah untuk dioperasikan dibandingkan dengan efek digital. Tetapi kelemahan dari efek stompbox adalah :

- Harga
Setiap satu stompbox kelas mid-end rata-rata berharga antara 500-900 ribu rupiah. Itu hanya untuk satu karakter suara. Jika kita membutuhkan misalnya delay, distorsi, modulation, dan fuzz, tinggal kalikan saja harga tadi menjadi 4x.

- Listrik
Stompbox membutuhkan sumber listrik dari adaptor dan baterai 9v. Biasanya, untuk menghemat tempat di kotak efek, kebanyakan orang menggunakan baterai. Tetapi baterai sangat rentan untuk digunakan. Kita tidak tahu berapa lama lagi baterai itu akan bertahan. Dan jika kita menggunakan adaptor, biasanya masalah yang muncul adalah pada tempat. Karena meskipun adaptor terlihat kecil, jika kita menggunakan 10 stompbox, maka akan ada 10 adaptor juga. Meskipun kita menggunakan power supply, minimal masih ada 4 adaptor yang ada di kotak efek kita. Dan itu akan menambah beban bawaan kita.

- Rangkaian
Jika kita menggunakan efek stompbox lebih dari satu, maka kita harus mengerti sistem rangkaian dari sususan efek tersebut. Tidak bisa kita sembarangan menyambungkan stompbox satu dengan yang lainnya. Prinsip dasarnya adalah :

Tuner/Gate -> Pedal Wah -> Distorsi/pre-Amp -> Modulasi -> Delay

Tetapi kualitas suara dari stompbox juga ditentukan dari kabel yang kita gunakan dalam susunan efek kita. Dan semakin banyak kita menggunakan efek stompbox, maka sinyal gitar kita akan semakin terkuras di dalam susunan efek kita. Saran saya adalah, gunakan efek seperlunya saja.

2. Digital Effect





Efek ini merupakan efek favorit bagi kebanyakan pemain musik saat ini. Karena efek ini lebih ringkas tetapi berisi lebih banyak dibandingkan dengan stompbox. Cara kerja efek ini adalah, sinyal gitar masuk dan dikonversikan menjadi kode-kode angka yang kemudian diproses oleh processor di dalam efek tersebut, dan kemudian dikembalikan menjadi sinyal analog pada outputnya. Banyak yang beranggapan efek digital, tidak dapat menandingi sound dari efek stompbox analog. Tetapi pada efek-efek digital kelas Hi-End seperti POD X3, BOSS GT-10, AmpliTube, dll, suara yang dihasilkan tidak kalah hebat dengan sound dari efek stompbox. Efek digital dapat menampung sekitar 30 lebih jenis stompbox. Lebih efisien dibandingkan dengan membeli efek satu persatu. Dan kita tidak membutuhkan rangkaian-rangkaian tertentu untuk menggunakan efek ini, meskipun sedikit membutuhkan waktu untuk mempelajarinya. Kelemahan dari efek digital ini adalah :

- Sound
Kebanyakan efek digital, menghasilkan sound yang setengah-setengah. Dan tidak setegas sound dari efek stompbox analog. Apalagi untuk menandingi distorsi dari tabung asli, efek digital masih tidak dapat menandinginya. Tetapi untuk sound-sound modulasi, efek digital masih bisa lebih baik dibandingkan dengan stompbox.

- Perawatan
Jika efek digital milik kita rusak, kita akan kesulitan untuk mencari orang yang dapat memperbaikinya. Sehingga, gunakan efek digital kita dengan baik.



iRig, Sikecil Dahsyat


Di era digitalisasi industri musik sudah merasuk di setiap musisi. Dahulu, proses amplifikasi sudah bisa dilakukan dari komputer atau laptop. Kini, proses amplifikasi gitar/bass tentu saja dapat dilakukan melalui sentuhan jari saja yang diakses via iPhone, IPod atau iPad.

Luar biasa, semakin ke depan industri musik yang berkaitan dengan urusan teknologi digital maka makin memudahkan para penggunanya. Tak kalah menarik, salah satu teknologi peranti musik digital yang dikenalkan oleh IK Multimedia—namanya membumbung berkat produk software gitar Amplitube – interface adapter. I Rig mengarahkan peranti musik digital semakin praktis saja. Mudah dioperasikan, praktis dibawa kemanapun, dan mempertahankan kualitas sound gitar sesuai kebutuhan musisi. Poin terakhir cukup penting karena sebagus-bagusnya teknologi, jika tidak disertai dengan kualitas maka akan mubazir bagi kita saat berinvestasi. Namun, faktor kualitas audio yang diusung IK Multimedia juga tentu tak luput menjadi perhatian mereka. Konfigurasi rig gitar yang bentuk fisiknya bisa sebesar lemari baju, kini sudah tidak dimasukkan dalam ransel lagi, bahkan konfigurasi rig gitar bisa dimasukkan ke dalam saku baju Anda.

I Rig
Kita dapat memainkan rig gitar virtual menggunakan tiga buah komponen, yaitu IK Multimedia I Rig (adaptor interface), software gitar Amplitube keluaran IK Multimedia. Serta komponen ketiga sebagai komputer/prosesor, software Amplitube dijalankan melalui iPhone, iPod, atau iPad. IK Multimedia I Rig adalah interface adapter yang fungsinya sebagai adaptor jack gitar menjadi mini jack yang dihubungkan ke iPhone/iPod/iPad. I Rig diproduksi oleh IK Multimedia sebagai adaptor jack khusus instrumen (gitar, bass, atau synthesizer) sebelum dikonversi dan diproses oleh iPhone. Kemudian signal audio yang telah diproses oleh iPhone dikirim kembali ke I Rig (signal analog) dan diteruskan melalui line output stereo (jack 1/8). Signal output ini dapat diteruskan ke headphone, DAW, atau PA system. Perangkat I Rig ini juga memiliki fisik yang kecil namun memiliki konstruksi yang kokoh. I Rig juga sangat praktis dimasukkan ke dalam saku baju.

Minggu, 02 Januari 2011

3 Bass Yang Harus Dipakai Ketika Recording

Ketika Recording sebuah lagu, instrument yang kita gunakan tidak boleh sembarangan. Karena sebenarya setiap merk instrument itu memiliki karakter suara yang berbeda-beda. Jadi kita harus menyesuaikannya dengan jenis musik yang kita mainkan.

Dan di bawah ini adalah 3 Gitar Bass yang harus dipakai ketika proses Recording :

1. Fender

Bass Fender merupakan Bass yang sangat umum dipakai ketika rekaman. Karena karakter bass ini dapat kita sesuaikan dengan mengganti beberapa Equalizer. Sehingga bass Fender merupakan pilihan yang sangat tepat untuk digunakan ketika proses Recording. Baik itu Fender type Jazz Bass maupun Fender Precision.

















2. Musicman

Musicman merupakan bass yang berkarakter low dan sedikit bersuara drive. sehingga bass ini cocok untuk lagu-lagu yang berjenis Rock maupun Pop-Rock. Terutama Musicman Sting-Ray dan SUB. Kebanyakan Band Indonesia menggunakan Bass musicman ini. Tetapi jika kita tidak menggunakan beberapa compressor ketika recording, maka hasil tidak akan maksimal. Dan type musicman yang lebih ringan adalah Musicman Sterling. Bass ini cocok untuk lagu-lagu berjenis pop.

















3. Ibanez

Bass ibanez biasanya digunakan untuk musik berjenis Rock yang sangat keras. Karena Bass ini memiliki karakter yang Very-Low. Tetapi dengan karakter low ini, sound dari bass ini dapat menjadi layer dalam suatu musik metal dan sejenisnya. Jika kita lihat, Hampir semua band metal Internasional menggunakan Bass Ibanez Bertype SDGR. Seperti Lamb Of God, Kill Switch Engage, All That Remains, SlipKnot, Dan sebagainya.
























Dan itu lah 3 karakter utama dalam Gitar Bass. Sebenarnya masih banyak beragam Merk Bass yang ada di luar sana. Tapi pada dasarnya semuanya hampir mirip dengan ketiga merk bass di atas. Dan 3 bass tersebut lah yang pada umumnya digunakan oleh banyak orang, serta dengan harga yang lebih terjangkau. Seperti contohnya, Bass Warwick yang berharga 25 Juta, mirip dengan Ibanez SDGR seharga 15 Juta-an. Dan bass Rickenbaker yang berharga 40 Juta, sama dengan karakter suara Fender Gaddy Lee Jazz bass Seharga 25 Juta. Tetapi jangan pernah membandingkan 3 merk tersebut dengan bass-bass buatan Lokal ! Karena jelas akan sangat berbeda karakter suara serta kualitasnya.